Kamis, 14 Mei 2015

Singapura part 2

Berlanjut tentang kisah perjalanan saya ke Singapura, inilah perjalanan hari ke tiga dan empat.

2 Mei 2015

Hari ketiga di Singapura diawali dengan hujan  yang cukup deras saat saya bangun tidur pagi. Sempat khawatir juga kalau tidak segera cerah alamat harus mengatur ulang jadwal karena tujuan utama hari ini rata-rata out door seperti Marina dan Garden by The Bay. Untunglah setelah sarapan selesai, hujan juga ikutan reda walau langit masih mendung. Tidak masalah, yang penting tidak berbasah-basah.
Turun dari MRT, berjalan kaki ke Singapore River dan sampailah ke tempat ikon negara Singapura berada. Kami memang tidak menghampiri si Singa untuk berfoto bersama, cukup dengan memandang dari seberang sungai.

Sempat-sempatnya foto saat menyeberang jalan

Di antara gedung pencakar langit
Ikon singa dipandang dari seberang sungai

Ada banyak spot yang bisa menjadi latar belakang bagus untuk foto-foto kami. Yang jelas narsis habis mulai dari jalan raya menuju Marina, saat menyeberang jalan, tepian sungai, di tengah-tengah jajaran palem, lanjut terus naik ke atas bangunan  (apa ya namanya saya tidak ingat) mencari jalan tembus ke Garden by The Bay (GTB).

Foto model beraksi

I lope-lope U

Rentangkan tangan ....

Hai...


Di antara jajaran palem
 Cukup banyak waktu yang kami habiskan untuk membuat dokumentasi di area Marina ini, termasuk di atas gedung di mana kami membuat foto KTP (alias foto sendiri-sendiri).

Lega... lepas...

Muuaach  to dr. Lilik

Sebelum panggilan alam datang

Setelah berburu papan petunjuk arah ke GTB, jalan lagi sampai menemukan jalan tembusnya, eeeee panggilan alam memanggil. Tidak kuat melawan, kami memutuskan turun ke Plaza Marina mencari toilet. Tanggung sudah berada di dalam area Plaza, ya diexplore sekalian. Plaza yang unik dengan adanya kanal di tengah ruangan. Di sepanjang kanal banyak berceceran uang logam / coin yang tampaknya sengaja di lempar. Mungkin seperti di Italia, ada yang percaya dengan membuang coin di kanal ini, akan berkesempatan untuk kembali lagi. Ada perahunya juga lho, jika ingin merasakan mengitari Plaza dengan naik perahu dayung.

Di atas jembatan kanal
Tuh.. beneran ada perahunya kan ?

Lanjut perjalanan. Sampai di pintu masuk GTB, semua pada minta istirahat sejenak melemaskan otot kaki yang sudah berteriak-teriak. Sebenarnya ada kendaraan yang bisa dipakai untuk mengelilingi taman ini. Hanya saja pertimbangannya jika naik mobil taman, kami menjadi tidak leluasa untuk berfoto ria jika menemukan spot yang bagus. So..ayo jalan kaki saja...

Depan pintu masuk Garden by The Bay

Capeeek....
  Taman GTB ini ditata cukup apik, segar rasanya hati berada di tengah kehijauan, ditunjang cuaca yang agak mendung jadi tidak terlalu panas.
 

 Dari taman ini pula kita bisa berfoto dengan latar belakang hotel Marina yang terkenal dengan arsitekturnya  maupun Singapore Flyer.
 
Kami sempat naik ke pohon artifisial yang menjulang tinggi, dan sekali lagi menikmati pemandangan dari ketinggian plus sepoi angin karena berupa ruang terbuka.

Sebelum naik..

Di atas Supertree grove


Serunya bersama


Makan siang ..Nasi lemak rendang ayam

Istirahat dulu ..

Mau lanjut ke rumah kaca kok sudah pada teler semua sehingga kami balik ke kawasan Orchad - Somerset. Belakangan menyesal juga karena baru tahu justru di rumah kaca itulah tanaman dan bunga-bunga langka disimpan (gapapa ... I hope ada next time for me).

Tiba di kawasan Orchad, kami melanjutkan penjelajahan mall yang berjajar panjang di sini. Keluar- masuk toko, tengok sana tengok sini, mengagumi benda-benda yang tampak bagus dan terasa lembut di tangan (hanya mengagumi, tidak membeli karena harganya yang masih di luar range jangkauan). Masih sempat sih menambah oleh-oleh untuk keluarga, tentu dengan harga yang  masuk akal dalam versi matematis saya.

Paham bahwa anak-anaknya sudah mrotoli kakinya, dr. Lilik mengajak kami istirahat di sebuah food court  minum juice dan makan ToriQ. Sebenarnya ini adalah kali kedua mencicip ToriQ karena di hari pertama kami tiba di Singapura sudah sempat mencoba, dan rasanya memang yummy.

Menunggu ToriQ (hari I)


ToriQ hari 3
Istirahat kaki di food court..



 Di sekitar  food court ini ada outlet yang menjual abon Bee Cheng Hiang yang konon kabarnya enaaak sekali. Karena penasaran, saya memutuskan untuk membeli satu.





Kami juga sempat mencoba ice cream magnolia yang terkenal di kawasan orchad, murah meriah karena dibanderol seharga $ 1.

dr. Lilik mengantri ice cream buat anak-anaknya ..
Magnolia ice cream coklat



















Yang saya suka dari kawasan orchad ini adalah suara burung yang ramai sekali saat hari sudah gelap, rasanya menyenangkan. Tidak menyangka di kawasan semodern ini bisa mendengar ramainya kicauan burung. Saat pertama mendengarnya, saya sempat mengira bahwa suara burung ini adalah suara artifisial yang sengaja diperdengarkan untuk menciptakan suasana berbeda..ternyata asli..wow....

Malam terakhir kami di Singapura ditutup dengan makan malam di restoran steak kawasan Somerset. Berhubung perut masih terasa berisi setelah selingan ToriQ, Juice, dan Magnolia ice cream,  saya memesan steak salmon dengan pertimbangan sepertinya ukurannya tidak terlalu besar di gambar. Ta...ta..ta... ternyata setelah datang ukurannya masih terbilang jumbo walau lebih kecil jika dibandingkan dengan ukuran pesanan steak ayam dan iga. Alhasil siklus malam tetap terulang : pulang ke hotel dengan perut kekenyangan.



Tersisa satu pekerjaan lagi sebelum tidur : Packing. Semua barang bawaan sudah harus selesai diringkas malam ini karena menurut rencana besok pagi kami akan check out dari hotel pk. 05.30 waktu Singapura menuju Changi Airport pulang ke Indonesia menumpang Singapore Airline yang dijadwalkan terbang pk. 07.50. Pasang alarm, juga titip pesan ke petugas hotel untuk membangunkan kami besok pagi pk. 04.00, kami pun terbang ke alam mimpi.

Note : menurut program yang diinstal di android salah satu teman, rata-rata  kami berjalan 25.000 langkah setiap harinya selama di Singapura.

3 Mei 2015

Saat-saat terkhir di Singapura.
Kami terbangun pk. 03.00 pagi untuk buang air kecil. Karena tidak bisa tidur lagi, pk. 03.30 saya memutuskan untuk bangun saja daripada glibag-glibeg di tempat tidur, mandi, dan menge-puh asi untuk terakhir kali sebelum berangkat ke airport. Pukul 5 pagi segala urusan checkout sudah kelar, dan kami  berkumpul di depan hotel mencegat taxi. Mau naik MRT kok rebyek banget membawa koper yang sekarang menggelembung naik turun ekskalator. Coba tebak, karena mencegat acak, 2 taxi yang berhenti adalah armada taxi Lymo yang menggunakan mobil Mercy. Wuaauuww....naik mobil Mercy baru justru berupa taxi, full music pula........(ckckck..geleng kepala).

Urusan bagasi kelar, imigrasi oke, masih banyak waktu sambil menunggu waktu boarding. Daripada duduk melamun,  dr. Lilik memutuskan untuk melanjutkan tour terakhir mengelilingi Changi. Karena kami check in di terminal 2, maka spot-spot foto di sini lah yang pertama menjadi sasaran. Pindah ke terminal 3 dengan menggunakan skytrain (hebat ya, di dalam bandara ada kereta), mencari objek-objek foto yang menarik, kemudian kembali ke terminal 2 menuju gate keberangkatan. Syukurlah tour leader dan teman serombongan saya sudah sangat familier dengan Changi, sehingga tidak ada insiden tersesat atau kebingungan mencari gate yang ditentukan. Coba kalau saya, entah berapa lama waktu yang saya butuhkan untuk tiba di ruang yang saya tuju, walau sebenarnya petunjuk arah di Changi lebih jelas jika dibandingkan Juanda atau Soekarno Hata. Namun untuk ukuran bandara sebesar itu bagi saya yang baru pertama tetap membingungkan.

Ada kolam dengan ikan asli di bandara

Rangkaian bunga besar





Tepat waktu, pukul 07.50  pesawat bergerak meninggalkan Changi Airport. Bye ... bye.. Singapura... Semoga suatu saat nanti saya berkesempatan untuk berkunjung lagi bersama keluarga kecil saya (amin).

Walau berangkat gelap dan tidak sempat sarapan di hotel, tidak perlu khawatir perut keroncongan karena ada makanan di pesawat. Kali ini saya memilih menu kentang panggang + telur dadar, roti, buah potong, dan orange juice. Tidak ada minuman panas yang disajikan karena cuaca buruk sepanjang jalur di atas pulau Sumatra sehingga pesawat terus menerus terguncang. Perut kenyang, udara kabin dingin, sambil menyabet sebagian selimut direktur saya sempat tertidur. Lepas pulau Sumatra, cuaca cerah dan pesawat terbang dengan tenang sampai landing di terminal 2 Juanda.. Wellcome home....

Di Juanda saya berpisah dengan teman-teman 1 rombongan karena dijemput oleh suami dan 2 jagoan kecil kami. Sejak semalam Pio sudah bilang kepada saya melalui telepon mau bangun pagi-pagi berangkat ke bandara. Dan Pio menepati ucapannya. Pukul 5 pagi dia sudah ribut meminta driver mengeluarkan mobil mau berangkat ke Juanda (selama saya di Singapura, driver memang diminta bermalam di rumah njagani kalau Deo rewel tidak mau tidur dan butuh dikelilingkan sampai tengah malam seperti sebelumnya saat saya tugas ke Surabaya). Begitu bertemu saya, yang diminta pertama oleh Pio adalah kamera. Selesai melihat foto dan video yang saya ambil selama di Singapura, Pio berkata : "Mama, liburan panjang bisa nggak kita ke Singapura? Pio pingin..Bagus (maksudnya Singapura bagus)" ................Oo...Oo..Oo..................



 Terima kasih banyak ya dr. Lilik atas semua-mua-nya...atas 4 hari yang amazing banget........

Tidak ada komentar:

Posting Komentar