Selasa, 31 Maret 2015

Pio Cabut Gigi

" Pio rajin sikat gigi, Pio ga suka permen,gigi Pio ga ada yang lubang, Pio ga mau cabut gigi...."

Itu adalah protes dari Pio saat saya menyampaikan bahwa saya berniat membawanya ke dokter gigi, dan ada kemungkinan giginya dicabut.

Gigi Pio memang bagus, tidak seperti gigi saya waktu kecil yang banyak lubangnya. Dari kecil Pio sudah terbiasa menyikat giginya secara rutin, tanpa perlu saya menjadi hansip. Dia juga tidak suka dengan permen, kue, syrup, bahkan sejak masih di dalam perut saya (kecuali coklat). Saya ingat, semasa Pio bayi, kalau dia sakit lebih baik diminumi obat puyer yang pahit tanpa tambahan rasa apapun daripada diberi sirup atau tablet chew yang akan langsung menguras habis isi perutnya. Jadi, wajar jika Pio protes saat diberi tahu dia akan cabut gigi......

Sama seperti ketika dia akan ditusuk jarum saat pemeriksaan laboratorium atau saat dipasang infus waktu opname, saya lebih memilih untuk berkata apa adanya ke Pio daripada membohonginya, walau akibatnya adalah saya akan dicecar pertanyaan sampai dia puas.  Dengan cara ini dia akan menerima hal-hal tidak menyenangkan (atau bisa dibilang menyakitkan) di atas dengan suka rela tanpa paksaan, tanpa perlu saya harus menyaksikan drama jerit-tangis-gujer.
Inilah daftar pertanyaan yang diajukan Pio tentang dokter gigi :
1. Kenapa harus ke dokter gigi >>> gigi Pio yang baru sudah tumbuh, tapi gigi lamanya ga mau lepas. Kalau ga ke dokter, gigi barunya ga bisa bagus tumbuhnya, trus barisannya gigi jadi jelek.
2. Kalau ke dokter, apa gigiku dicabut >>> nanti dokternya akan periksa dulu,  mungkin nanti gigi Pio akan dicabut, Pio tanya sendiri sama dokternya ya...
3. Sakit ga >>> pasti sakit (Pio langsung menutup mulutnya dengan dua tangan, dan geleng-geleng)--tapi nanti dikasih obat dulu kok biar sakitnya tinggal sedikit..(tetap tutup mulut)
4. Sakitnya lama >>> ga kok
5. Nyabutnya gimana, pakai apa, lama ga >>>  mamanya browsing, cari di youtube, Pio nonton
6. Obat cabut giginya pahit ga >>> pahit sedikit mungkin, mama lupa. Lebih baik pahit sedikit kan daripada sakit banyak waktu dicabut
7. Habis dicabut Pio ompong dong >>> ga ompong kok. Yang dicabut kan gigi lamanya Pio, gigi barunya ga dicabut.

Setelah berhasil membuat kesepakatan dengan Pio, kami membawanya ke dokter gigi anak pada bulan Desember setelah UAS selesai. Dia masuk ke ruang periksa , memberondongkan pertanyaan kepada dokter gigi (kurang lebih sama dengan apa yang ditanyakan ke saya), lalu duduk manis di kursi tindakan. Setelah melewati prosesi cabut gigi yang super singkat ( dua gigi sekaligus), membungkus dua giginya untuk ditunjukkan ke guru kelas besok, Pio berkata : Ga sakit kok ma, cuma terasa sedikit aja..(hihihi... mama-nya lega).

Gigi tetapnya Pio gendut dan besar (meminjam istilahnya drg. Vivi), sehingga 1 gigi tetap akan memakan tempat 2 gigi susu. Dan sesuai dengan dugaan, gigi berikutnya yang mulai nongol sekitar bulan Januari, tetap tidak mau tumbuh sempurna walau ditunggu sampai bulan Februari. Kali ini Pio yang ribut ngajak ke tante Vivi (panggilan Pio ke dokter giginya), minta periksa gigi.

Untuk kunjungan kedua ini, sebelum drg.Vivi datang Pio sudah masuk dulu ke ruang dokter (antrian pertama), dan langsung duduk manis di kursi periksa sambil menonton film doraemon.....


 Setelah Cabut gigi yang pertama.......

















Dan yang dua ini adalah Pio saat cabut gigi ke-dua ...... Total gigi susu bawahnya sudah dicabut 4 untuk memberikan ruang tumbuh 2 gigi tetap.