Kamis, 23 Juli 2015

Jaket Pelampung / Lifevest

Berita tentang seorang wisatawan yang terseret ombak saat berfoto di tepi salah satu pantai Malang selatan membuat saya merinding  karena di hari yang sama saya juga berada di tepi laut (sama-sama Malang selatan tetapi beda pantai). Sudah cukup lama (sekitar 1 bulan) saya tidak mengunjungi pantai Malang selatan karena kegiatan kami yang cukup padat, dan tentu saja sudah berkali-kali Pio merengek minta diajak ke pantai. Kondisi ini cukup memberi saya waktu untuk memikirkan ulang mengenai kemanan bermain di air termasuk pantai..apa yang harus kami lakukan supaya Pio dan Deo tetap bisa bermain di pantai kesukaan mereka tetapi juga aman terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan. Kami memang tidak pernah sengaja menantang bahaya seperti berenang di laut, atau bermain sampai melebihi batas area aman, tapi namanya musibah bisa datang di saat tak terduga. Sama dengan kasus di atas, ybs tidak dalam kondisi berenang atau mandi di laut. Hanya berfoto di tepi pantai, dan celahnya adalah membelakangi laut sehingga tidak waspada terhadap kemungkinan ombak yang datang.

Kunjungan ke pantai Bandengan Jepara baru-baru ini memunculkan ide di kepala kami. Mungkin karena kali ini kami cukup lama menginap di sana dan anak-anak sudah doyan banget bermain pasir sama air, jadi saya memiliki waktu cukup banyak untuk mengamati hal-hal di sekitar pantai (Desember tahun lalu Pio dan Deo lebih banyak menghabiskan waktu di sekitaran hotel, tidak sampai bermain lama di pantainya). Di kawasan pantai umumnya, terpampang tulisan yang kurang lebih bunyinya begini : Setiap wisatawan yang berenang dan bermain di pantai wajib menggunakan pelampung.

Point awalnya adalah : Pelampung.

Pio dan Deo punya jaket pelampung sih, tapi hanya rompi pelampung tiup yang kayaknya cuma cocok dipakai di kolam renang. Jelas tidak bisa dipakai sebagai instrumen keselamatan. Terpikirlah oleh kami bagaimana jika membeli jaket pelampung penyelamat seperti yang dipakaikan kepada kami berempat saat menyewa perahu dayung di pantai Bandengan.
Maka, dimulailah kegiatan browsing setiap malam mencari tentang info di mana kami bisa membeli jaket pelampung (life vest). Sempat juga terpikir kami ini lebay banget nggak sih, sampai segitunya hanya untuk berlibur ke pantai, mana selama ini jarang sekali melihat orang bermain di pantai sambil mengenakan pelampung. Hanya satu kali : saya pernah melihat 2 orang anak kecil bermain air di Pantai Gua Cina sambil mengenakan jaket pelampung. Tetapi jaket pelampung yang dikenakan adalah jaket pelampung tiup seperti punya Pio dan Deo untuk di kolam renang.  Keraguan saya akhirnya terjawab oleh artikel  ini yang secara tidak sengaja saya temukan sewaktu mencari info penjualan life vest.  Mantap sudah hati saya untuk membeli 4 life vest : 2 kids dan 2 adults, tinggal cari barangnya. Ribetnya bawa-bawa pelampung ke mana-mana, biaya ekstra yang harus saya keluarkan untuk membeli pelampung, menjadi "aneh dan lebay" dalam pandangan orang lain dapat diletakkan di urutan paling buncit dalam prioritas safety..

Selama proses mencari penjual life vest, ternyata banyak informasi lain yang saya dapatkan.
Saya baru tahu kalau ternyata life vest ada bermacam tipe dengan berbagai variasi merk dan harga. Saya juga baru nyadar kalau selama ini saya dan suami  bermain-main dengan nyawa dalam hal keamanan kegiatan air. Iya! Betul ! Saya dan suami pernah berwisata naik perahu sampan maupun perahu motor di bendungan daerah Ngantang Malang serta  di telaga Sarangan, dan semuanya dilakukan tanpa mengenakan jaket penyelamat (saya tidak punya, pemilik perahu pun tidak menyediakan).  Mengingat kembali saat itu rasanya miris sendiri. Sembrono sekali kami..untunglah kami masih dilindungi Tuhan. Bagaimana jika seandainya saat itu terjadi kecelakaan air? Walau saya bisa berenang tapi benar-benar tidak dapat digolongkan dalam kategori "ahli" dan belum pernah sekalipun berenang di luar kolam renang, apalagi di alam bebas dalam kondisi panik. Suami? Sampai saat ini kemampuan bertahan di air-nya lebih payah dari saya. Hiiiiiiiii......tidak bisa membayangkan. Untung saat itu aman-aman saja ...(uhhgh...masih bergidik kalau ingat-ingat).
Saya juga mendapat ilmu baru yang sebenarnya harus diketahui oleh siapa saja yang suka bermain di pantai : RIP current : bagaimana cara mengenali adanya RIP current dan bagaimana cara meloloskan diri dari jebakan RIP current (astaga..kemana saja saya selama ini kok baru tahu info seperti ini setelah berkali-kali bermain ke pantai?)

Balik soal perburuan Life vest!
Buta soal toko yang menjual life vest, keliling Malang kok tidak berhasil menemukan, akhirnya memutuskan untuk membeli secara online.
Pertama-tama dapat salah satu situs online penjual life vest yang bermarkas di Malang. Saya coba kontak untuk minta alamat kantornya. Maksud saya supaya bisa datang dan mencoba langsung sebelum beli (toh satu kota), dengan begitu saya bisa tahu duluan pas dan enak tidak pelampung itu dipakai di badan kami, terutama untuk yang anak-anak. Penonton kecewa, ternyata mereka tidak melayani pembelian langsung di toko mereka, tetap lewat online (padahal satu kota lhooo)...yang ditawarkan ke saya adalah pelampung merk Atunas dengan ukuran yang tersedia S, M, L dan XL.  Okkay, simpan dulu dan cari info lainnya.
Ada beberapa situs yang saya ublek-ublek..tetapi rasanya kok mahal sekali ya. Perbandingannya adalah sama-sama pelampung rompi renang tiup dengan merk seperti punya Pio-Deo tapi kok selisih harganya jauh sekali? Diamat-amati rupanya situs-situs ini rasanya tidak bermarkas di Indonesia, tetapi area penjualannya melingkupi wilayah Indo juga. Pantesan harga dicantumkan dalam dollar. Ada yang range harganya masih wajar, tetapi ada minimal order yang jumlahnya nggak cuma sekadar 5 biji tetapi puluhan sampai ratusan unit.

Tahu area penjualan online yang sedemikian luas sampai lintas negara, kata kunci saya persempit lagi menjadi life vest / jaket pelampung lokal. Dari beberapa situs yang saya temukan, saya tertarik dengan 1 situs penjualan life vest yang bermarkas di Jogjakarta, dengan merk : Aquatics. Kalau melihat yang ada sepertinya life vest mereka terkesan lebih kokoh dan nyaman, ada headrest (bantalan kepala) dan khusus untuk yang anak-anak ditambahkan harnest (pengait kaki yang menjaga agar pelampung tidak terangkat ke atas).  Ayo, coba kontak!
Setelah berdiskusi panjang lebar tentang keperluan pelampung, usia dan berat badan pemakai, serta pilihan warna (rupanya mereka produksi sendiri) akhirnya saya memutuskan untuk membeli 2 pelampung dewasa dan 2 pelampung anak-anak, warna hitam-biru dan hitam-merah. Tipe untuk dewasa ada beberapa tergantung kegunaan, kenyamanan, dan daya apungnya. Pelampung yang saya pesan memiliki  potongan foam yang lebih flexible mengikuti bentuk tubuh dengan daya apung s/d 100kg, sedangkan pelampung anak memiliki daya apung s/d 45kg. Harga (price list) untuk pelampung dewasa @Rp. 260.000,- dan pelampung anak @Rp. 195.000,- karena beli sekaligus 4 unit, saya masih mendapatkan diskon lagi.



Life vest pesanan saya siap dikirim dari Jogja
Keberuntungan saya, life vest pesanan datang dua hari sebelum Lebaran...padahal info dari Jogja kantor pos sedang overload sehingga tidak menjamin kiriman akan tiba tepat waktu di tujuan. Pelampung milik Deo masih agak kebesaran terutama panjangnya, karena kalau ukuran lebar dapat diatur dengan gasper di bagian depan, pinggang, dan bahu. Excited sekali Pio dan Deo mencoba pelampungnya, Deo bahkan tidak mau melepas pelampung yang dicobakan dan memakainya berkeliling di jalanan depan rumah....

Berhubung sudah datang, ayo sekalian dibawa ke Salatiga untuk dicoba di kolam renang................


Tidak ada komentar:

Posting Komentar