Rabu, 15 Juni 2016

Wangi Parfum

Entah kenapa akhir-akhir ini saya jadi ingiin sekali memakai parfum. Padahal seumur hidup belum pernah dan nggak kenal juga dengan segala macam wangi-wangian yang berupa parfum.

Ketika sekolah (lupa mulai kapan ya kenal dunia wewangian), yang saya ingat saya hanya memakai deodorant saja dan paling banter saat kelas 3 SMU memakai Pucelle body mist. Hmmm favorit saya waktu itu adalah roll on Rexona talas yang warna Pink... jatuh baunya enak sekali di badan saya walaupun sedang basah keringat sehabis olah raga. 
Masa kuliah apalagi...berhubung status sebagai anak kos mana pernah terpikir membeli parfum. Deodorant saja cukuplah, yang penting tidak sampai BB. Kalau dipikir-pikir diantara sekian banyak teman kuliah saya pasti banyak yang memakai parfum, tapi ya itu..saya tidak perhatian. 
Teman sekamar di asrama semasa kuliah adalah  agen dari Avon, dan salah satu produk Avon adalah parfum. Ketika teman saya itu sedang spray-spray parfumnya dan kebetulan saya  ada di kamar, juga nggak muncul tuh dorongan hasrat untuk kepingin. Hehehehe...cuma mbatin saja : wanginya enak (sepertinya selera kami sama karena saya tidak pernah terganggu dengan wangi parfumnya).

Memasuki dunia kerja, keinginan untuk meninggalkan jejak aroma wangi dari tubuh saya juga nggak muncul. Hampir 10 tahun saya bekerja, pakainya ya deodorant saja tanpa disertai cologne atau body mist atau apalah yang lain. Pemilihan deodorantpun juga selalu saya upayakan yang hampir-hampir tidak berbau (ga nemu lagi aroma deodorant yang saya suka seperti Rexona talas pink semasa SMU dulu).
Demikian pula kisah yang sama berlanjut saat pacaran dan setelah menikah, ditunjang suami  bukan penggemar parfum serta tidak pernah komplain karena saya nggak ada wangi-wanginya sama sekali....hihihihi 
Selama ini saya benar-benar nggak ngeh dengan wangi parfum, secara hidung saya paling cepat bereaksi dengan bau asap rokok (numero uno deh sampai sekarang), bau badan yang bikin mual, atau bau parfum yang kelewat kuat sampai  mencekik leher dan memenuhi satu aula gedhe...

Naahh baru  sekitar 1 tahun terakhir ini saya mulai menyadari bau-bauan parfum yang ditinggalkan orang-orang sekitar saya. Ooo ini bau parfumnya si A, kalau ini wanginya si B de es te...
Saya juga mulai memperhatikan mana bau parfum yang saya suka mana yang  tidak. Saya jadi perhatian bahwa aroma parfum seseorang bisa berubah ketika seseorang berkeringat. Yang awalnya beraroma enak di pagi hari, jadi bikin eneg di siang hari..padahal sebelumnya hanya berpikir bahwa bau badan si A atau si B emang nggak enak (titik).

Moment kepergian saya ke Singapura 1 tahun yang lalu adalah pertama kali saya membeli parfum (eau de parfum), tetapi bukan untuk dipakai sendiri. Parfum itu saya beli sebagai buah tangan buat mama, dan beruntung sekali mama suka dengan aromanya.
Kenangan masa kecil saya hanya memunculkan memori akan 1 botol parfum berwarna kuning gading kecoklatan dengan tutup metalik, hadiah dari papa untuk mama. Saya ingat karena saya dan Dedi kadang sembunyi-sembunyi mengambil beberapa spray untuk bermain (astaga itu parfum yang saya buat main semprot-semprot sama Dedi merk apa ya? hihihi)

Dua tiga bulan terakhir inilah saya mulai merasakan keinginan untuk memakai parfum...so... pamitlah kepada my hubby : Boleh nggak aku beli parfum? 
Iyessss...jawabannya boleh, yang artinya suami tidak keberatan saya berubah aroma (inget loh, dia bukan penggemar wangi-wangian).
Buta akan dunia parfum, datang ke Center Point (kompleks MOG) crut sana crut sini dan menemukan 1 parfum yang saya suka saat itu. Setelah saya tanya harga ..gleg!! 700ribu-an...saya mundur cantik karena nggak yakin siap mental mau beli parfum harga segitu (jujur saja saya nggak tahu harga parfum bisa mahal banget---iihhh ndeso ya)
Melipir ke counter lain, saya menemukan 1 parfum yang katanya brand lokal, dengan harga cuma seperempatnya, serta memiliki aroma yang saya suka...ya sudah saya ambil : Parfum pertama saya.
Hasilnya? Saya kecewa saudara-saudara. Aromanya sih tetap enak setelah dipakai, tetapi cuma bertahan 2 jam saja di badan saya. Hiks apa bedanya donk dengan cologne padahal dikemasannya tertulis eau de parfum? Akhirnya si parfum pertama ini seringnya saya pakai kalau mau bobok (hihihi).
Berkaca  dari pengalaman, akhirnya saya memutuskan untuk mempelajari dulu dunia per-parfum-an, dan inilah yang saya pelajari
  1.  Saya baru tahu harga parfum memang ada yang mahal, bahkan sampai jutaan...(hiks)
  2. Aroma parfum terdiri dari top note, middle note, dan base note. Cocok dengan top note belum tentu cocok dengan base note-nya. Syukurlah saya tidak kalap membeli parfum 700 ribuan itu, karena saat itu saya hanya mencium aroma parfum yang disemprotkan ke kertas.  Pelajaran penting : kalau mau beli parfum coba spray di kertas dulu untuk menyaring aroma, kemudian cobakan di badan (lengan atau tempat lainnya). Kalau tetap suka, jangan terburu-buru beli... bawa jalan-jalan dulu kalau perlu bawa pulang untuk melihat aroma akhir yang keluar setelah  blend dengan aroma tubuh juga menilai sekuat apa ketahanan aromanya.
  3.  Saya jadi terbiasa mengecek aroma parfum di web-nya Fragantica
  4. Saya jadi kenal dengan yang namanya vial (sample parfum dalam botol super mini biasanya 1-2ml) atau decant parfum (decant adalah proses memindahkan cairan parfum dari botol originalnya ke botol yang lebih kecil, biasanya ukuran  10ml) : hmmm bisa jadi jalan keluar kalau cocok dengan aroma parfum tertentu tetapi terbentur dengan harga yang selangit.
  5. Jadi ngeh tentang tempat-tempat pembelian vial dan decant parfum online yang terpercaya (nggak sampai ditipu dengan parfum palsu / kw)
Setelah mencoba beberapa vial / decant / sekedar spray di counter, baru ini merasa ternyata susah juga menemukan parfum yang benar-benar cocok dengan selera atau chemistry badan.
  1. Bvlgari rose essentielle : hmmm nggak suka, aromanya terlalu dewasa (kayak saya masih muda saja) dan powdery eneg.
  2. Bvlgari mon jasmine noir : nggak suka, mual, yacks. Aneh menusuk di hidung saya.
  3. Elisabeth Arden Green Tea :  aromanya fresh tapi nggak terlalu istimwewa,  juga nggak tahan lama di badan saya. Hanya bertahan 2-3 jam setelah itu hilang tak berbekas.
  4. J Lo Glow : Lumayan suka dengan aroma parfum ini karena membangkitkan kenangan di masa lampau yang sampai saat inipun tidak berhasil saya ingat. Tidak bisa pakai terlalu banyak, maksimal hanya 2-3 spray karena kalau lebih saya bisa pusing. Ketahanan aroma di tubuh saya cukup baik karena saya pakai jam 6 pagi, jam 4 sore saya masih bisa mencium aromanya di kulit saya (emmmm...lama-lama aroma parfum ini terkesan bersih di hidung saya, seperti baru mandi hehehe)
  5. J Lo Still : aromanya teh melati banget (serasa mandi teh). Satu-satunya parfum yang dikomentari enak dengan suami. Sama dengan J Lo Glow, saya tidak bisa terlalu banyak memakai parfum ini. Jika kebanyakan, efeknya bukan fresh lagi melainkan maniiss yang bisa membuat saya eneg. Ketahanan aroma lumayanlah, spray jam 6 pagi, jam 12 siang baru pudar.
  6. Issey Miyake woman  : aroma oke lah ..masih bisa saya pakai dengan nyaman walau bukan my fav. Ketahanan aroma baik karena bisa bertahan 6-7 jam.
  7. Elie Saab Rose Couture : Saya suka dengan aroma akhir yang timbul setelah blend dengan chemistry tubuh saya. Lembut, dan ajaibnya tidak membuat eneg sama sekali padahal ada unsur manis dari karamelnya (biasanya unsur manis di parfum selalu sukses membuat saya kliyengan dan mual). Ketahanan aroma luar biasa. Spray jam 6 pagi, jam 6 sore sebelum mandi saya masih bisa menciumnya samar-samar (belum mencoba menunda mandi untuk tahu berapa jam lagi aroma parfum ini benar-benar hilang). Kelemahan : nahan nafas sedikit di aroma awalnya karena cukup manis.
  8. Chloe EDT (versi 2015) : spray pertama saya agak mengernyitkan hidung, haduuh baunya kok gini ya, tapi harus diakui unik. Baru di percobaan kedua saya jatuh cinta.....aroma akhirnya ternyata enaaaaaakkk banget di badan saya, bener-bener suka. Daya tahan parfum ini cukup mencengangkan. Karena EDT, saya sudah menduga tidak tahan lama, tetapi saya spray jam 6 pagi... jam 3 sore saya masih dapat dengan mudah mencium  wanginya. Jadi bertanya-tanya yang Chloe EDP seperti apa ya daya tahan-nya, juga apakah kira-kira saya akan lebih menyukai yang versi EDP karena absennya aroma musk di Chloe EDP?
  9. Lanvin Jeanne :  saya tertarik mencobanya karena banyak komentar / review positif akan parfum ini, dan juga karena adanya note berry yang cukup menonjol. Dipikir-pikir aroma yang saya coba rata-rata floral semua, ga ada yang note buahnya cukup menonjol kecuali Chloe (aroma leci lumayan kecium)...Karena saya suka dengan aroma Chloe, siapa tahu mungkin hidung saya memang lebih cocok dengan  aroma floral fruity. Wangi awalnya lucu dan menyenangkan dengan aroma berry cukup  menonjol. Ketahanan aroma baik. Spray jam 6 pagi jam 3 sore masih tercium tanpa saya harus mengendus-endus dekat kulit. Sayang saya tidak suka dengan aroma akhirnya, mual..
  10.  Chloe L'eau : enaak sekali aroma base-nya. Entahlah, saya tidak bisa menggambarkan tetapi rasanya seperti ada di padang rumput...wanginya fresh. Kekuatan aroma lebih lembut daripada Chloe EDT, namun tidak bertahan lama di kulit..hanya sampai tengah hari saja. Tapi, di baju aweet banget. Saya spray sore hari, besok siangnya saya masih dapat mencium wangi si Chloe ini di sweater saya.
  11. Chloe rose (EDT) : aroma mawar yang ringan, fresh, tidak asem atau eneg. Hanya sayang, sepertinya daya tahan aroma di kulit saya tidak sebaik Chloe EDT karena hanya mampu bertahan dari dari pagi sampai jam 1-2 siang.
  12. Chloe Love : saya suka sekali dengan parfum ini...powdery floral dan awet di kulit saya. Spray dari pagi, aromanya masih tercium hingga malam hari. Varian Chloe yang paling saya suka.
  13. Cloe Love Intense : mirip dengan Love original tetapi di kulit saya menonjol pedasnya (balsamic ya?), akhirnya sering saya pakai untuk parfum malam hari. Jauh lebih suka Love original. 
  14. Chloe love eau Florale : powdery tapi juga dominan white floral, enak juga. Daya tahan luar biasa, bertahan dari pagi sampai malam.
  15. Chloe Love Story: Saya tidak suka...aromanya terlalu kuat dan tajam dari awal sampai akhir, kadang mengingatkan saya pada Issey Miyake. Nggak ada powdery nya sama sekali.
  16. Jo Malone English Pear and Freesia : infonya , ini adalah varian Jo Malone yang best seller, dan ternyata saya juga sukaaa. Wanginya unik, belum pernah cium aroma ini dan sayangnya saya juga tidak pandai menggambarkan..pokoknya suka. Daya tahan luar biasa untuk ukuran cologne, karena saya pakai pagi sampai sore sekitar jam 6 masih tercium. Saya irit-irit makainya. Decant jarang yang jual, full bottle luar biasa mahal...
  17. Giorgio Armani Si : mmmm...di kulit dan hidung saya mirip sekali dengan Elie Saab Rose Couture hanya sedikit lebih fresh. Tidak tecium aroma vanila sama sekali..
  18. Giorgio Armani sun di Gioia : bagaimana ya menjelaskannya...ini adalah parfum dengan nuansa hangat di kulit saya tetapi wearable untuk siang hari. Parfum vanila yang dapat diterima oleh hidung saya hehehe...
  19. Vera Wang Princess : bener-bener aroma vanila mendominasi, sweet banget...dan sukses membuat saya kliyengan plus mual. Untung waktu itu cuma beli decant bontot 2ml. Masih utuh di lemari.
  20. Acqua di Parma Rosa Nobile : aroma rose nya lembuut dan tidak asem. Enak dipakai sehari-hari, dengan daya tahan lumayan (pagi sampai sore)
  21. Cartier Baiser Vole : parfum ini aromanya Lili banget...bener-bener seperti mencium bunga lili. Mengenakan parfum ini selalu mengingatkan saya pada wedding day..aromanya membuat saya teringat wangi bunga lili dari hand bouquet yang saya bawa saat melangkah ke altar.
  22.  Extatic Pierre Balmain EDT : parfum aroma rose-musky yang lembut. Enak dipakai sehari-hari, dan saya suka menyemprotkan di syal / pasmina jika akan bepergian. Aromanya akan awet di sana sampai beberapa hari...
  23. Chanel No.5  L eau dan Chanel No.5 eau Premiere : aromanya enaaakkk dan saya sukaaa. Floral lembut tapi awet buanget. Saya belum pernah mencoba Chanel No.5 versi original, karena katanya aroma versi original berat dan seperti oma-oma. No.5 versi L eau dan Premiere katanya sih mirip dengan versi original tetapi lebih ringan dan modern... sayang full bottlenya mahal sekali, jadi decant Chanel hanya saya pakai untuk acara spesial.
  24. Marc Jcobs Daisy eau so fresh : nggak cocok di kulit saya sehingga aroma akhirnya malah tercium asam. Satu vial kecil sampai sekarang juga ga habis...
  25. Bvlgari Omnia Coral dan Omnia Paraiba : ga sukaa...eneg lama-lama. Untung cuma beli vial.
  26. Prada Infusion d'irish : aromanya powdery-floral (bunga iris? saya belum pernah sniff bagaimana sih wanginya bunga iris)...kesannya seperti aroma sabun-bedak yang mewah dan menenangkan. Saya cukup suka, dan entah kenapa suka banget pake parfum ini waktu tidur...satu vial kecil cepat habis deh.
  27. Hugo Boss  orange : salah satu parfum vanila yang masih diterima hidung dan kulit saya. Aromanya menurut saya sexy yaaa tapi cepet hilang. Kalau dipakai bobo malam awet sampai pagi sih, tapi kalau dipakai pagi, ga sampai jam 12 siang sudah hilang.
  28. Anna Sui : saya pernah mencoba beberapa varian seperti Secret Wish, Romantica, Flight of Fancy (mumpung dapat vialnya). Aroma line Anna Sui yang saya coba mempunyai karakter  ringan dan fresh, tapi biasa bagi saya. Tidak menarik. Saya enjoy saja memakai vial yang ada tapi tidak ingin membeli ulang. Daya tahan buruk, hilang dalam 3 jam pemakaian.
  29. Dolce & Gabbana Rose the One : parfum ini sukses membangkitkan memori masa kecil akan parfum hadiah papa untuk mama yang sering saya buat main. Sepertinya aromanya mirip walau saya tidak yakin. Menyesal rasanya cuma membeli 1 vial karena setelah itu saya tidak berhasil mendapatkan lagi vial atau decant dari parfum ini. Aromanya rose, fresh, nggak asem, dan ada kesan seksi sedikit. Daya tahan cukup baik. 
  30. Dolce & Gabbana Rosa Excelsa : saya membeli vial rosa excelsa sambil berharap ada kemiripan dengan rose the one. Ternyata jauuhh...ga ada mirip-miripnya dengan rose the one, malah mirip banget dengan D&G floral drops. Bagi saya biasa saja, bisa dipakai tapi not my fav.
  31. Kenzo flower : nggak suka...jatuhnya kok aneh di kulit saya...seperti ada pesing-pesingnya ....
  32. Versace Bright Crystal : nggak cocok untuk kulit saya.. eneg ..
  33. Bvlgari Petits et Mamans : powdery, kayak aroma sabun bayi. Yang makai parfum ini Pio sama Deo hehehehe....sayang daya tahannya jelek.
  34. Chanel Chance : saya juga sukaa! Wanginya enak, berkelas,dan aweeettt banget. 1-2x semprot sudah cukup untuk wangi dari pagi hingga malam. Cukup 1 spray bagi saya karena kekuatan aromanya luar biasa. 
  35. Chanel Coco Mademoiselle : awalnya saya agak takut mencoba chanel ini karena kandungan vanilanya (masih teringat mual ketika mencoba vera wang princess). Tapi penasaran banget, akhirnya memberanikan diri untuk mencoba. Snif snif dulu di mulut spray-nya...aduh mak kok baunya ada mirip dengan vera wang ya? Batal spray si Coco saya simpan lagi di lemari. Setelah lewat beberapa minggu, saya nekat memakainya.....dan ternyata....hidung saya bisa menerimanya. Aromanya ternyata berbeda dengan vera wang. Vanilanya lebih halus dan mewah serta ada campuran wangi bunga. Daya tahannya? Jangan ditanya....awet pake banget.  Setelah 2x pakai, rasa-rasanya saya saya jadi lebih suka mademoiselle deh daripada chance.
  36. Stella Sheer 2010 : mmm ini salah satu scent rose yang ga cocok dengan kuit saya. Jatuhnya asem...
  37. Balenciaga L'eau Rose : top note nya oke, tapi saya tidak suka dengan aroma akhirnya...
  38. Givenchy Very Irresistible Intense : lumayan suka sama parfum ini. Saya selalu memakainya di malam hari.
  39. Elie Saab Le Parfum : butuh waktu yang lamaa sekali bagi saya untuk bisa memakai parfum ini. Awalnya saya mual mencium aromanya, dan baru 6 bulan kemudian saya bisa memakainya.
  40. Estee Lauder Pleasure : aromanya cukup tajam, kurang lembut bagi saya dan ada kesan asem di kulit saya kalau terlalu banyak spray.
  41. Guerlain Shalimar : Saya penasaran karena merupakan salah satu parfum legenda... dan..... hehehe hidung saya saat ini belum dapat menerimanya dengan nyaman. Unik sih, vintage dan rempah..
Tidak terasa telah cukup banyak line parfum yang saya coba walau sampai sekarang saya saya belum pernah membeli full bottle (yaahh..perkecualian untuk parfum pertama yang kayaknya lebih cocok dibilang cologne karena daya tahannya yang payah). Berita buruknya, parfum yang saya suka harga full bottle nya mahal banget : Chloe dan Channel.....hicks...
Suami sempat ingin membelikan full bottle Chloe (saya intip di on line shop harganya 1juta-an), tapi saya kok eman-eman..nanti saja kalau saya sudah lulus kuliah. hehehehe...
#mmm...mmmm...kalau Chanel gimana papa? wkwkwkwk...ngelunjak ini namanya...#


10 komentar:

  1. beli vial dan decent nya di online shop nya dimana ya mba?

    BalasHapus
    Balasan
    1. di Clairessence Rendy. Cari facebook nya saja. Recomended seller :)

      Hapus
  2. Sama nih saya juga tertarik di dunia parfum Saya mau nyari aroma yang pas untuk lawan jenis agar merasa nyaman

    BalasHapus
  3. Coba parfumnya JAFRA deh, wanginya enak enak.. Bisa langsung chat ke 082121394848, saya juga beli kesitu😊

    BalasHapus
  4. Waaaoowww...threads memuaskan sungguh bacanya semakin menarik minat Eiks buat nambah koleksi lageeh...
    Mo tanya apa bener parfum ori reject itu palsu ..apa harus beli ori di counter dg dus komplit kadang orang bilang kalau budget pas2an mendingan beli di Olshop..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya sebenarnya juga bukan ahli perparfuman... hanya sharing pengalaman saja. Sejauh pemahaman saya parfum ori reject itu biasanya palsu. Selain produk yang ada ori tester, itupun harus dipastikan ada kardus dan tersegel rapi. Olshop pun juga harus hati2 kalau yng disasar parfum ori. Kalau beli produk/tester/vial pastikan segala aturan kemasan standar terpenuhi...

      Hapus
    2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    3. Saya sebenarnya juga bukan ahli perparfuman... hanya sharing pengalaman saja. Sejauh pemahaman saya parfum ori reject itu biasanya palsu. Selain produk yang ada ori tester, itupun harus dipastikan ada kardus dan tersegel rapi. Olshop pun juga harus hati2 kalau yng disasar parfum ori. Kalau beli produk/tester/vial pastikan segala aturan kemasan standar terpenuhi...

      Hapus
  5. saya mulai suka ck one dan bleu de chanel, citrus aromatic soft dan lembut, next Dior Sauvage dan Creed Aventus, kabarnya itu adalah beberapa parfum pria terbaik yang direkomendasikan

    BalasHapus
    Balasan
    1. CK one saya pernah coba hanya sudah lama banget..lupa2 ingat aromanya tapi rasa2nya enak juga. Bleu de chanel saya masih mengincar. pingin nyoba
      buat suami hehehehe

      Hapus